Taman Ayun, Pura dengan Taman yang Indah di Bali
Taman
Ayun adalah sebuah kompleks Pura yang sangat besar, ter
letak di
Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, kurang lebih 18 km dari
jantung Kota Denpasar. Setelah kita melewati pintu masuk, taman luas
yang terawat baik menyambut kedatangan, dengan rumput hijau yang
benar-benar indah, tapi sayangnya pada saat hari panas hal ini dapat
menjadi sangat berat karena tidak terdapat pohon-pohon besar untuk
memberikan keteduhan di taman ini. Ketika kita mencari keteduhan, taman
bagian belakang adalah jawabannya. Akan sangat menyenangkan sekali untuk
berjalan-jalan di jalan bebatuan di bawah pohon-pohon besar ditemanani
oleh suara burung-burung yang sedang bernyanyi.
Taman Ayun diterjemahkan secara harfiah sebagai taman yang
indah dan dianggap sebagai salah satu Pura yang paling menarik di Bali.
Dibangun pada tahun 1634 oleh Raja Mengwi, I Gusti Putu Agung. Pura ini
berbatasan dengan sungai yang lebar yang mengairi sawah-sawah disekitar
lokasi. Pura ini didedikasikan untuk para leluhur Kerajaan Mengwi dan
dewa-dewa penting lainnya. Pura Taman Ayun dianggap sebagai "Pura Pusat"
untuk Kerajaan Mengwi.
Untuk memasuki kompleks Pura, kita harus melintasi jembatan
yang menghubungkan kompleks pura dan jalan utama. Terdapat sebuah candi
kecil sebagai penjaga pintu masuk di sisi kiri dan kanan. Juga terdapat
wantilan besar (ruang terbuka), suatu tempat di mana sering dilaksanakan
Upacara Tabuh Rah. Ada juga air mancur dengan sembilan pancuran air.
Memasuki gerbang kedua, terdapat suatu bale dengan ukiran
Dewata Nawa Sanga yang menakjubkan, merupakan dewa yang menjaga sembilan
arah mata angin. Halaman kedua adalah Jaba Tengah, dan di daerah ini,
terdapat sebuah Bale Kulkul yang tinggi berdiri megah seperti gedung
pencakar langit. Kulkul adalah media tradisional untuk berkomunikasi
masa. Kulkul digunakan untuk memanggil penduduk desa untuk berkumpul
bersama. Bunyi kulkul dapat berbeda-beda sesuai dengan kegaiatan apa
yang akan dilakukan oleh masyarakat.
Bagian paling suci Pura dalah Jaba Jero. Tempat ini memiliki
tiga pintu gerbang. Pintu gerbang di tengah hanya dibuka bila
dilaksanakan kegiatan upacara agama. Pintu ini berfungsi sebagai pintu
keluar dan masuk untuk arca-arca suci dan instrumen-instrumen suci
lainnya untuk kegiatan upacara. Dua pintu lainnya di sisi kanan dan kiri
untuk pemakaian sehari-hari. Pada halaman ini terdapat beberapa Meru
dalam berbagai bentuk dan ukuran.
Tiga halaman di kompleks Pura adalah simbol dari tiga tingkat
dunia kosmik. Yang pertama adalah tempat bagi manusia, yang kedua adalah
tempat roh atau atma, dan halaman utama adalah tempat dimana Tuhan,
yaitu suatu simbol surga. Dalam sebuah kisah kuno berjudul Adhiparwa,
dikatakan bahwa seluruh kompleks Pura menggambarkan Gunung Mahameru yang
mengapung di lautan susu.